Rabu, 10 April 2013

makam loang baloq


...::: MAKAM LOANG BALOQ :::...

oleh PULAU LOMBOK (Catatan) pada 29 September 2009 pukul 11:24

Hubungan masyarakat Sasak dan sejumlah makam keramat (tempat yang diberikan kharomah), sangat erat. Masyarakat Sasak misalnya, memiliki keterikatan emosional dengan makam nenek moyangnya. Karena itu, makam merupakan tempat yang dianggap memberikan nilai spiritualitas yang lebih bagus pada saat mereka melakukan hajatan. Tidak jarang, makam dijadikan tempat bernazar meminta sesuatu dan menimba ilmu.

Salah satunya di makam loang baloq. Loang Baloq bukanlah nama seseorang, tapi Loang Balok merupakan bahasa Sasak yang berarti pohon beringin yang berlubang. Pohon beringin itu sendiri diyakini sudah berumur ratusan tahun, terlihat akar dan batang yang sangat tua.

Makam Loang Baloq sebenarnya komplek pemakaman. Di komplek makam itu telah bersemayam puluhan jasad dan di lingkungan makam ditumbuhi sejumlah pohon kamboja layaknya pemakaman-pemakaman pada umumnya.

Namun, dari makam -makam yang ada, ada tiga makam yang dikeramatkan. Makam tersebut satu diantaranya berada di dalam lubang besar yang terbentuk dari akar-akar pohon beringin, satu lainnya di lubang sisi lain, dan satu lainnya lagi disamping pohon beringin.
Makam yang berada di lubang persis di bagian bawah pohon beringin adalah makam Maulana Syech Gaus Abdurrazak, sedangkan di lubang bagian samping makam Anak Yatim dan di bagian luar masih disamping pohon beringin terdapat makam Datuk Laut.

Makam Maulana Syech Gaus Abdurrazak sudah dikeramik putih, berbentuk empat persegi panjang dengan lubang di tengah. Di lubang tengah itulah para peziarah biasa menaburkan bunga.

Meski makam itu sudah dikelilingi batang dan akar pohon beringin, tapi untuk masuk ke makam tersebut telah dibangun pintu masuk tersendiri. Di samping pintu masuk, telah disiapkan air untuk peziarah. Disamping pintu masuk juga telah tersedia mushola.

Sedangkan makam Anak Yatim berada di luar, disamping makam Maulana Syech Abdurrazak. Makam yang masih dilingkupi batang dan akar pohon beringin itu, berada dibagian luar, hanya bersekat akar dan bagian batang pohon beringing. Ukurannya pun relatif kecil.

Sementara makam Datuk Laut, tidak berada langsung di bawah pohon beringin, tapi disamping makam Anak Yatim. Makam yang sudah dikeramik hitam itu berada di dalam bangunan permanen berukuran sekitar 3X4 meter.

Data Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Mataram, berdasarkan sejarah, pada tahun 1866, seorang ulama besar bernama Maulana Syech Gaus Abdurrazak yang berasal dari jazirah Arab datang ke Palembang.

Dari Palembang, ulama besar itu melanjutkan perjalanan dan mendarat di pesisir Pantai Ampenan, Kota Mataram. Ketika berada di daerah itu Maulana Syech Gaus Abdurrazak menyampaikan petuah-petuah yang bersumber pada ajaran Islam. Ajaran tersebut sangat dipercaya oleh masyarakat, tidak hanya di Mataram tapi juga di Pulau Lombok.

Makam-makan tersebut hingga kini sering dikunjungi para peziarah dari Pulau Lombok maupun dari daerah lain. Para peziarah yang datang ke makam biasanya berdoa semoga arwah beliau diterima disisi Allah Swt.

Makam Loang Baloq berada di Kelurahan Tanjung Karang, Ampenan, Kota Mataram. Komplek makam itu tidak jauh dari pusat kota Mataram, hanya sekitar tiga kilometer.

Untuk menuju komplek makam Loang Balok, sangat mudah, karena kompek makam dan pantai Ampenan hanya terbelah oleh jalan lingkar Kota Mataram yang sudah beraspal.

Beberapa Tujuan Berkunjung Ke Makam Loang Baloq
Menurut Agus Fathurahman, salah satu pengunjung ke makam loang baloq.

1. masyarakat yang biasa melakukan tradisi nyekar. Untuk tujuan ziarah ini bisa dilakukan ke makam tokoh-tokoh yang memiliki karisma. Jika makam itu kemudian disebut keramat, itu artinya bahwa makam yang dituju merupakan makam orang yang diberi kharomah oleh Allah.
2. Kunjungan dilakukan karena masyarakat memiliki keterikatan emosional terhadap kewalian seseorang. Sebagai contoh masyarakat selatan yang punya keterikatan dengan makam Wali Nyatok, termasuk pula makam Ketak di Muncan, Lombok Tengah. Ada pula kecenderungan mereka yang berkunjung ke Batulayar, makam TGH Lopang, TGH Hambali, TGH Ali Batu Sakra Lombok Timur, dan lain-lain.
3. mereka yang melakukan kunjungan atas dasar garis keturunan ilmu. Hal ini biasa dilakukan para penganut tarekat.

Beragam tujuan warga masyarakat berkunjung ke makam keramat tidak lepas dari keyakinan mereka atas sesuatu hal. "Jika terjadi penyimpangan-penyimpangan dari tujuan, itu bukan lagi urusan manusia, melainkan urusan Allah. Persoalan syirik tidaknya adalah urusan Tuhan. Jadi tidak bisa kita katakan apakah yang berkunjung ke makam keramat itu orang-orang syirik atau tidak," cetusnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar